Dari Ujung Barat Pulau Jawa Menuju Ujung Barat Indonesia
"Perjalanan Dari Tanah Jawara Hingga ke Titik 0 Kilometer Indonesia"
Oleh : Muhamad Romyani Mahasiswa Prodi Agribisnis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Hai guys!!! Ini sedikit cerita perjalananku menuju ke Titik 0 Kilometer Indonesia, selamat membaca…
Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Gugusan pulau-pulau besar dan kecil yang ada membuat Indonesia menjadi negara yang sangat unik. Yaps! Keunikan Indonesia terdapat pada keanekaragamannya yang tidak ada di Negara lain. Salah satu mimpiku sejak lama adalah ingin mengunjungi titik nol Barat, Timur, Utara dan Selatan Indonesia. Yang sebenarnya aku sendiri pun gatau kapan akan terlaksana. Mimpi dulu aja yekan ehehehe
Tapi aku selalu percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin asal kita mau terus berusaha.
Alhamdulillah, dengan adanya kebijakan Kampus Merdeka yang salah satu programnya adalah Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 (PMM 2). Aku sangat bersyukur sekali bisa diberi kesempatan mengikuti program ini, kebetulan aku diterima di Universitas Samudra, Kota Langsa, Aceh. Beberapa waktu lalu aku berhasil mengunjungi Kota Sabang dan menuju ke Tugu Titik 0 Kilometer Indonesia. Aku hampir menangis (terharu) tak percaya ketika berada disana. Sungguh ini benar adanya, aku bisa berada disini.
Foto bersama Peserta Pertukaran Mahasiswa Kampus Merdeka Batch 2 Universitas Samudra
Perjalananku
dimulai dari obrolan random para Mahasiswa peserta PMM 2, yang katanya “belum
ke Aceh namanya kalo belum ke Sabang” apalagi sebelum menyeberang ke Sabang
kita melewati salah satu tempat ikonik di Aceh yaitu Masjid Baiturrahman.
Banyak sekali pertimbangan yang dilakukan sebelum melakukan perjalanan ini,
mulai dari keadaan cuaca saat ini mengingat di akhir tahun yang sering hujan
dan gelombang ombak yang tinggi, kemudian dari akomodasi dan lain sebagainya.
Wow
aku sangat excited untuk bisa kesini!
Untuk menuju Sabang, kami harus menyebrang menggunakan kapal dari Pelabuhan Ulee Lheue di Banda Aceh menuju Pelabuhan Balohan. Terdapat 2 jenis kapal, yaitu kapal lambat dan kapal cepat. Bedanya pada jarak tempuh dan fasilitas didalamnya. Karena untuk menghemat pengeluaran juga akhirnya kami berangkat menggunakan kapal lambat, dengan harga Rp 28.800 yang ditempuh dengan waktu 2 jam.
Pelabuhan Penyebrangan Ulee Lheue, Banda Aceh.
Tiket kapal lambat di Pelabuhan Ulee Lheue
Perjalanan menuju Pelabuhan Balohan ini disuguhkan dengan pemandangan yang indah. Perbukitan hijau yang membentang, air laut dan ombak yang tenang, angin yang berhembus dengan halus nan sejuk, serta langit yang biru berselimut awan membuat perjalanan begitu menyenangkan.
View dari atas kapal di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh.
Sesampainya
di pelabuhan, kami dijemput oleh driver yang sudah di booking sebelumnya. Ia
adalah orang asli Sabang orangnya ramah banget! Tentunya gak kalah asik dari Petualang
Nusantara, kelompokku selama mengikuti kegiatan Pertukaran Mahasiswa Merdeka
ini. (lupa kenalan, karna asik dengan obrolan tentang Sabang ini, Masya Allah)
Para Mahasiwa Peserta PMM sudah membuat list beberapa tempat wisata di Sabang yang sudah disetujui dan akan kita kunjungi, yang dimana tujuan utama kita adalah Tugu KM 0 Indonesia. Yaps, itu sebagai tujuan pertama kami, yang ditempuh kira-kira 40 KM dari pelabuhan, dengan jalanan yang yang berkelok dan menanjak. Tapi aku sangat menikmatinya, begitupun rekan yang lain.
Tugu 0 Kilometer Indonesia
Tibalah kami di tugu KM 0 Indonesia ini. Begitu pertama kali melihatnya, aku menatap cukup lama, tidak mengalihkan pandanganku kearah sekitar. “Terimakasih yaAllah.. aku bisa berada disini saat ini” ucapku dalam hati. Tak henti-hentinya ku ucapkan syukurku pada-Nya.
Disini kita dapat melihat sekelompok monyet-monyet liar di sepanjang jalan lho! Monyet-monyet tersebut menatap setiap kendaraan yang melintas di hadapan mereka, berharap mendapat makanan dari para wisatawan yang berkunjung. Jadi berhati-hati yaa!
Aku beberapa kali baca mengenai Tugu
KM 0 Sabang ini memiliki ketinggian 43,6 meter di atas permukaan air laut.
Sementara itu, bangunan monumennya memiliki beberapa filosofi, yaitu empat
pilar yang menjadi penyangga merupakan simbol dari batas-batas negara
Indonesia, Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote. Adapun lingkaran
besar yang ada di tugu merupakan analogi dari angka 0.
Tugu 0 Kilometer Indonesia dari jarak dekat
Pada Monumen Kilometer Nol juga terdapat ornamen yang berbentuk segi delapan yang menggambarkan delapan penjuru mata angin. Tak hanya itu, pada bangunan dari monumen ini juga terdapat senjata rencong yang menjadi simbol bahwa masyarakat Aceh turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Oiya, akupun sebenarnya dikasih tau oleh driver yang sekaligus menjadi tour guide kami, kalau sebenarnya titik 0 Indonesia itu bukan tugu KM 0 yang ada itu. Ada pulau lain yang berada di ujung barat terluar Indonesia, yaitu Pulau Rondo, pulau sejauh 15 kilometer dari Sabang yang memiliki tugu 0 Kilometer sesungguhnya. Pulau ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Tapi untuk menuju kesana pun sangat sulit. Katanya sih harus menumpang kapal patroli TNI yang berjaga di pulau tak berpenghuni itu. Itupun harus disambung lagi dengan perahu karet karena perairan berkarang dan harus berjalan kaki menembus hutan menaiki pulau yang berbentuk seperti tempurung kelapa.
Keputusan menetapkan Sabang sebagai titik 0 kilometer karena akses yang lebih mudah dan konon katanya Pulau Rondo memiliki cadangan kekayaan alam yang besar sehingga tak sembarang orang bisa menginjakkan kaki di sana.
Tentunya karena sudah disini, aku perlu mengabadikan momen dengan memotretnya dan membuat sebuah video. Kalian bisa lihat momen keseruanku di sorotan instagramku ya hehehe
foto bersama Petualang Nusantara
Menginjakkan kaki disini adalah salah satu anugerah terindah bagiku dan mimpiku satu per satu bisa diberi centang hijau. Aku tak henti-hentinya bersyukur atas nikmat yang diberikan. Terimakasih ya Allah untuk segalanya 🙂
Nah untuk kelanjutan cerita lainnya, tunggu di unggahan berikutnya yaaa!! kayaknya masih banyak ceritaku selama di Tanah Rencong!😁
*Tulisan ini hanya untuk kenangan
Waaaawww afffaah eyaachhh😂
BalasHapusterima kasih sudah mampir 🤗
HapusPengalaman luar biasa keren, mantap babangkuh inih
BalasHapusMasya Allah, terima kasih sudah mampir 🤗
HapusMasyaAllah ya, semoga suatu saat nanti bisa kesana juga 🤲
BalasHapusAamiin... terima kasih sudah mampir 🤗
HapusWedehh kelass mas Romy🔥
BalasHapusTerima kasih sudah mampir 🤗
Hapus